Jaringan Petani Komoditas Sambas

“Tujuan jaringan petani komoditas ini adalah menjadi wadah bagi 50 petani berbasis komoditas dari 21 desa di 9 Kecamatan untuk berjejaring dan bekerjasama dengan berbagai stakeholder, mulai dari pemerintah desa/kabupaten hingga sektor swasta.” – Siti Rahmawati

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi dan penopang ketahanan pangan. Namun, seiring perkembangan zaman, muncul tantangan kompleks yang mengancam produktivitas, kesejahteraan petani, dan stabilitas pangan nasional.

“Setidaknya ada lima masalah utama: alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan sawit atau non-pertanian yang menggerus ketahanan pangan; minimnya regenerasi petani akibat kurangnya minat generasi muda; dampak langsung perubahan iklim; kesulitan petani kecil mengakses teknologi modern dan modal untuk beralih ke metode pertanian efisien; serta rantai distribusi tidak efisien yang memicu lonjakan harga di tingkat konsumen meski keuntungan petani tetap minim,” ujar Deddy Wahab, community organizer Gemawan di Sambas.

Menurut Deddy, tantangan ini membutuhkan solusi holistik dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan.

Sambas inisiasi pembentukan jaringan petani komoditas. Gambar: Istimewa.

Bentuk Jaringan Petani Komoditas di Sambas

Sebagai respons, terbentuklah Jaringan Petani Komoditas Kabupaten Sambas (JaPeDas). Panitia kegiatan, Siti Rahmawati, menjelaskan bahwa tujuan JaPeDas adalah menjadi wadah bagi 50 petani berbasis komoditas dari 21 desa di 9 Kecamatan untuk berjejaring dan bekerjasama dengan berbagai stakeholder, mulai dari pemerintah desa/kabupaten hingga sektor swasta.

“Desa-desa yang tergabung meliputi Lumbang, Gapura, Penakalan, Setalik, Sulung, Sekuduk, Parit Raja, Sungai Baru, Teluk Kasih, Trimandayan, Sengawang, Semangau, Sempalai, Sabaran, Serindang, Bakau, Parit Setia, Trigadu, Tri Kembang, Seranggam, dan Matang Segarau,” jelas Wati, sapaannya.

Kepengurusan JaPeDas dipimpin oleh Tajudin sebagai Ketua, didampingi Muslimin (Sekretaris) dan Sumarni (Bendahara). Pembentukannya dihadiri perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, Tani Merdeka Indonesia, serta Kepala Desa Sekuduk. Tajudin, yang juga mewakili Tani Merdeka Indonesia, melihat peluang strategis melalui program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

“JaPeDas membuka kesempatan bagi petani padi, sayur, dan buah di Sambas menjadi supplier dapur MBG, tentu dengan memenuhi standar seperti beras premium yang diawasi ahli gizi,” ujarnya. Harapannya, JaPeDas tak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga mendorong peran masyarakat dalam gerakan ekonomi lokal berbasis pengelolaan hutan dan lahan berkelanjutan di Kabupaten Sambas.

Penulis: Siti Rahmawati

Penyunting: Ersa Dwiyana

Jaringan Petani Komoditas di Sambas: Asa Kebangkitan Petani
Tag pada: