Coldplay

Coldplay telah lama dikenal sebagai band yang peduli pada isu lingkungan. Lirik lagu mereka sering menyinggung perubahan iklim, dan melalui kampanye digital mereka menambahkan lapisan edukasi.

Permasalahan lingkungan seperti deforestasi, polusi, dan perubahan iklim semakin mendesak di Indonesia. Namun, kesadaran masyarakat, terutama di kalangan orang muda, masih menghadapi banyak tantangan. Di sinilah peran teknologi komunikasi—media sosial, aplikasi digital, hingga konten visual—menjadi jembatan penting untuk membangkitkan kepedulian.

Salah satu contoh yang menarik perhatian publik adalah inisiatif band dunia, Coldplay, yang menghadiahkan kapal pembersih sampah untuk membantu mengurangi pencemaran laut. Lebih dari sekadar simbol, kapal ini menjadi alat komunikasi yang efektif: melalui media sosial, video, dan liputan media, pesan tentang pentingnya menjaga laut sampai ke jutaan orang muda di seluruh dunia.

Coldplay: Teknologi, Seni, dan Edukasi Lingkungan

Generasi Z dan milenial tumbuh di era digital, di mana isu-isu lingkungan sering dikemas dalam bentuk kampanye kreatif. Kehadiran Coldplay dengan kapal pembersih sampahnya memperlihatkan bagaimana Instagram, Twitter, hingga TikTok bisa menjadi ruang kampanye lingkungan yang masif.

Konten visual yang menampilkan kapal berlayar membersihkan lautan, dipadu dengan narasi musik dan pesan keberlanjutan, mampu menciptakan dampak emosional yang kuat. Dari sekadar “like” dan “share”, orang muda kemudian ikut berdiskusi, menggalang dana, hingga terlibat langsung dalam gerakan lingkungan.

Selain media sosial, aplikasi ramah lingkungan juga ikut membentuk kesadaran. Aplikasi ini membantu orang muda menghitung jejak karbon pribadi, memberi rekomendasi produk ramah lingkungan, hingga membangun komunitas digital untuk berbagi praktik hidup berkelanjutan. Coldplay dan kampanyenya menjadi contoh bagaimana aplikasi bisa dipadukan dengan musik dan gerakan sosial, sehingga isu lingkungan lebih mudah diterima audiens muda.

Coldplay telah lama dikenal sebagai band yang peduli pada isu lingkungan. Lirik lagu mereka sering menyinggung perubahan iklim, dan melalui kampanye digital mereka menambahkan lapisan edukasi. Misalnya, video musik yang menampilkan visualisasi bumi, pesan-pesan positif di media sosial, atau kolaborasi dengan organisasi lingkungan. Semua itu menjadi bagian dari narasi besar: bahwa musik bisa menjadi pintu masuk untuk meningkatkan kesadaran ekologis.

Tantangan dan Harapan

Meski teknologi komunikasi membuka peluang besar, ada juga tantangan. Istilah-istilah perubahan iklim masih sering dianggap rumit, bahkan membingungkan. Selain itu, risiko greenwashing dan budaya konsumsi berlebihan bisa membuat pesan lingkungan kehilangan makna. Karena itu, penting ada strategi komunikasi yang lebih sederhana, edukatif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari orang muda.

Kisah kapal pembersih sampah dari Coldplay menunjukkan bahwa seni, musik, dan teknologi bisa bersatu untuk mendorong perubahan positif. Orang muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari gerakan global menjaga bumi. Dengan strategi komunikasi yang tepat—melalui media sosial, aplikasi, dan kampanye kreatif—kesadaran bisa berubah menjadi aksi nyata.

Pada akhirnya, inisiatif seperti ini bukan sekadar proyek simbolis. Ia adalah pengingat bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis, melainkan tanggung jawab bersama. Dan lewat musik yang menginspirasi, teknologi yang menyebarkan pesan, serta semangat orang muda yang siap bertindak, harapan untuk masa depan yang lebih hijau tetap hidup.

Penulis: Mohammad R., pegiat Gemawan.

Sumber: Roxanne, Nikira Rasyidin, Naniek N. Setijadi, Pengaruh Teknologi Komunikasi Terhadap Kesadaran Lingkungan Generasi Milenial: Studi pada Kapal Pengangkut Coldplay, 2023.

Coldplay, Teknologi, dan Kesadaran Lingkungan Orang Muda
Tagged on: