Panen Melimpah abundant harvests

Konsorsium Perempuan untuk keberlanjutan penghidupan Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar media briefing dengan tema penguatan peran ekonomi perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat desa di Aula Dinas Kesehatan Kalbar, Jalan Ahmad Sood Pontianak, Selasa (31/10/2017).

Konsorsium Perempuan untuk Keberlanjutan Penghidupan Kalimantan Barat terdiri dari Gemawan (Lembaga Pengembangan Masyarakat Swadaya dan Mandiri), Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita Borneo (PPSW-Bomeo), Yayasan Dian Tama Pontianak, Lembaga Swadaya Masyarakat Simpai Kapuas dan Jumalis Perempuan Khatuh’stiwa (JPK).
Ketua Kelompok Tani Usaha Bersama, Desa Mangat Baru, kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Bernadetha Imi (42) menceritakan, pelatihan pertama yang dilakukan Gemawan yakni pengenalan metode hazton dalam menanam padi.

Metode hazton merupakan proses menanam yang begitu besar dengan cara yang rumit.
Dalam kelompok bertanya-tanya apakah itu bisa berhasil, sedangkan 10 batang saja sudah sulit.
Namun ia mengorbankan segala perasaan untuk meyakinkan bahwa mereka mau usaha dulu.
“Saya simpan dalam hati saya saja, biar anggota kelompok yang lain tidak ragu, kasi semangat terus,” katanya, Selasa (31/10/2017).
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahkan ada masyarakat yang pesimis dan mengatakan 3 atau 4 kilo pun tidak akan ada, tetapi ia tetap semangat menanam.
Ia menyerukan kepada anggota untuk tetap menanam saja seperti yang diajarkan dan diarahkan oleh pendamping.

Setelah beberapa bulan perkembangan padi cukup bagus. Dalam 1 hektare itu, menghasilkan panen sebesar 3,1 ton.
“Orang-orang di sekitar kami juga heran kok bisa sebanyak itu,” ceritanya.
Ia mengakui sebelum adanya pendampingan, dalam berladang, masyarakat melakukannya secara berpindah-pindah.
Setelah pendampingan Gemawan banyak manfaat yang dirasakan, mendapatkan pendampingan bahkan pelatihan
“Dulu tidak pernah berkomunikasi di depan orang, sekarang bisa,” tuturnya.
Direktur Eksekutif Lembaga Gemawan, Laili Khairnur menuturkan, program ini didukung kerjasama MCA-Indonesia lewat program “Inisiatif Penguatan Pengembangan Ekonomi Kelompok Perempuan melalui Pemberdayaan dan Pertanian Berkelanjutan” yang dilaksanakan periode Agustus 2016 sampai Desember 2017.
Program pemberdayaan perempuan ini dirancang untuk memberikan kontribusi langsung terhadap pengembangan kapasitas kelompok perempuan dalam pengelolaan lahan pertanian yang produktif dan berkelanjutan dengan pelatihan teknis pertanian ramah lingkungan.

Pelatihan tersebut di antaranya pupuk organik, anti hama alam, pengenalan metode hazton untuk produktifitas lahan dalam bentuk demplot kelompok maupun lahan anggota serta pengembangan demplot sayuran dan toga.
Masyarakat dan pemerintah desa di 10 desa dilibatkan secara langsung dalam berbagai program seperti penataan kawasan desa, inisiasi danperluasan usaha kelembagaan ekonomi kelompok perempuan
Percepatan pengembangan kelembagaan ekonomi desa baik koperasi maupun BUMDes serta perluasan praktik pertanian berkelanjutan ramah lingkungan.
“Perempuan sangat kuat memainkan peran ekonomi. Peran perempuan harus dilibatkan kalau tidak mustahil karena mereka ada hampir 50 persen di desa,” ungkapnya.

Sumber : http://pontianak.tribunnews.com/2017/10/31/rela-korban-perasaan-petani-ini-tuai-panen-melimpah?page=3

 

 

Rela Korban Perasaan, Petani Ini Tuai Panen Melimpah
Tag pada: