“Ketika perempuan bertani atau melakukan aktivitas budidaya, mereka tak hanya melakukannya untuk diri sendiri, tapi untuk masyarakat, lingkungan, dan juga untuk generasi selanjutnya. Ini perspektif keberlanjutan yang dimiliki secara khusus oleh perempuan. Aktivitas mereka berkontribusi pula pada pengurangan dampak krisis iklim.” – Ridho Faizinda, Deputi Direktur Program Gemawan
Jum’at (20/01/2023), Perkumpulan Gemawan melaksanakan kegiatan Pertemuan Multi Stakeholder dan Sosialisasi Program Perempuan Desa Berdaya (Persada) bertema Pendampingan Pasca Izin Perhutanan Sosial di Tiga Desa di Kabupaten Melawi. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan OPD serta perwakilan Pemerintah Desa, BPD, Lembaga Desa Pengelola Hutan (LDPH), dan perwakilan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Program Persada diimplementasikan Gemawan di tiga desa di Kabupaten Melawi. Persada memperoleh dukungan dari program Dana untuk Kesejahteraan dan Ekonomi Berkelanjutan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (Dana TERRA). Dana TERRA, terang Ridho Faizinda, Deputi Direktur Program Gemawan, adalah program kerjasama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan Ford Foundation yang bertujuan mendukung upaya pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
Baca juga: Hubungan Internasional Untan Gelar Seminar Nasional Perubahan Iklim: Respon Hasil G20
Melalui Persada, Gemawan menitikberatkan pada penguatan dan peningkatan peran perempuan dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan di sekitar kawasan hutan. “Program ini mengintegrasikan pendekatan pendampingan Perhutanan Sosial pasca izin melalui pembentukan KUPS perempuan, serta pengelolaan demplot pertanian ramah lingkungan yang diharapkan dapat meningkatkan ekonomi mereka,” jelas Ridho, sapaan hariannya.
Dalam sambutannya, Ridho menjelaskan pentingnya peran dan kerjasama para pihak untuk mewujudkan perempuan yang berdaya dan mandiri, khususnya di tiga desa ini. “Perempuan dan alam memiliki ikatan yang sangat dekat dan tak bisa dipisahkan. Dalam aktivitas keseharian, mereka berinteraksi langsung dengan alam. Karena itu perempuan juga penerima manfaat terbesar dari kekayaan alam,” ucapnya di hadapan para peserta.
Ridho menuturkan, seringkali peran signifikan para perempuan ini justru diabaikan di ruang-ruang strategis yang berhubungan dengan masa depan mereka. “Perubahan seperti ini memerlukan kolaborasi para pihak. Kami percaya bahwa sinergi dan kolaborasi dengan multi stakeholder sangat diperlukan untuk merealisasikan mimpi besar ini,” kupas pegiat sosial perempuan ini.
Staf Ahli Bidang Sumberdaya Masyarakat Kabupaten Melawi, dr. Ahmad Juwahir, mewakili Pemerintah Kabupaten Melawi, menyatakan dukungannya terhadap program ini. Ia mengatakan perempuan berperan dalam mendukung program pemerintah daerah, terutama pemenuhan gizi keluarga melalui praktik pertanian.
“Dunia saat ini semakin sulit, kecuali pertanian. Melalui pertanian, kita bisa membantu – tidak hanya keluarga, tapi juga pemerintah. Saat ini, banyak sekali perempuan dan ibu rumah tangga yang sudah mulai membudidayakan sayuran, rempah-rempah, dan cabai di pekarangan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan membangun ketahanan pangan keluarga” ujarnya.
Persada, Menggerakkan Leadership dan Resiliensi Perempuan
Saat ini, Perkumpulan Gemawan telah membentuk 3 KUPS perempuan di 3 desa program. Beberapa aktivitas yang telah dilakukan kelompok ini antara lain demplot (demonstration plot) padi hitam dan padi merah, pelatihan praktik pertanian ramah lingkungan, dan launching program penanaman 45.000 pohon pada Desember 2022 silam.
Baca juga: Tingkatkan Produk Kelompok, Gemawan Gelar Workshop Peningkatan Kapasitas Produk Kelompok
Stefanus Kardi, Program Manager Persada Gemawan, mengatakan pentingnya pelibatan perempuan dalam pengelolaan sumberdaya alam, terutama melalui praktik pertanian ramah lingkungan sehingga dapat mendukung resiliensi perempuan. “Kami berharap program ini mampu memantik para perempuan untuk memperlihatkan peran dan inovasi strategis mereka dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang adil dan berkelanjutan serta adaptif perubahan iklim,” ujarnya.
Suriyanti, salah satu peserta menyampaikan dukungan atas implementasi program ini di desanya. “Kami sangat menyambut baik program ini, terutama karena melibatkan perempuan. Kami berharap nanti dalam pengelolaan demplot padi dan sayur tidak hanya anggota KUPS saja, tapi juga melibatkan lebih banyak perempuan di desa agar mereka bisa mendapatkan manfaat dari program ini juga,” ujar Suriyanti, anggota KUPS Mandiri Desa Manggala.
Kegiatan diakhiri dengan penandatangan berita acara kesepakatan aksi kerjasama para pihak. Masing-masing OPD menyampaikan agenda-agenda yang bisa diintegrasikan dengan kegiatan-kegiatan di tingkat desa terutama dalam mendukung kelompok pengelola kawasan hutan. Kesepakatan ini juga ditandatangani oleh perwakilan Pemerintah Desa dan BPD sebagai tanda dukungan terhadap program ini.
Penulis: Ridho Faizinda