Perkumpulan Gemawan melaksanakan Pelatihan Metodologi Riset Aksi Partisipatif untuk Penguatan Riset Gemawan, Jumat (3/12). Kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas para pegiat Gemawan dalam melakukan riset aksi partisipatif.
Direktur Gemawan, Laili Khairnur mengatakan, sebetulnya kegiatan ini berlangsung tiga hari sejak Rabu, 1 Desember 2021 kemarin, dan diselenggarakan secara internal bagi para pegiat Gemawan.
βRiset aksi partisipatif atau partisipatory action research bertujuan untuk membawa perubahan secara partisipatif, sehingga diperlukan kapasitas yang cukup bagi para pegiat, terutama pegiat muda untuk mampu menangkap berbagai fakta yang ditemukan di lapangan serta pelibatan masyarakat dalam sebuah upaya perubahan,β katanya.
Laily menjelaskan pelatihan ini merupakan harmonisasi dari proses assessment yang dilakukan Gemawan terhadap 120-an desa di Kalimantan Barat selama dua bulan terakhir.
Menurutnya, data desa yang diperoleh para pegiat Gemawan merupakan living document yang akan terus menyempurna dan termutakhirkan.
Sehingga, diharapkan pelatihan ini dapat berkontribusi terhadap penyempurnaan data desa yang akan dihasilkan Gemawan.
Riset Aksi untuk Pengelolaan Pengetahuan Gemawan
Sejak berdiri pada 1999, Gemawan bertujuan untuk memperkuat masyarakat lokal dan mendorong perubahan kebijakan dalam mencapai keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
Tujuan itu kristalisasi dalam visi mewujudkan masyarakat sipil yang berdaulat dan bermartabat, kuat secara politik dan mandiri secara Ekonomi berbasis kearifan lokal, keadilan gender, dan keadilan ekologis.
Baca juga: 2 Hari Merancang Theory of Change, Gemawan Menggagas Mission-Driven Organization
Reza, Knowledge Management Manager Gemawan, menjelaskan bahwa pengimplementasian visi Gemawan dilakukan melalui empat metode pendekatan. Di antaranya pengorganisasian, advokasi, kampanye sertariset dan pengelolaan pengetahuan.
βProses riset ini dapat menjadi muara dari kanal-kanal metode pendekatan Gemawan. Sehingga dengan sekali proses, keseluruhan metode dari pengorganisasian, advokasi, kampanye, hingga riset dan pengelolaan pengetahuan dapat berjalan bersamaan,β harapnya.
Pada hari terakhir, para peserta ditugaskan untuk melakukan praktik data collecting di beberapa titik di Kota Pontianak. Penugasan itu untuk mengasah ketajaman perspektif pasca transfer pengetahuan selama pelatihan.
Proses pelatihan tiga hari ini dibagi menjadi dua sesi. Pertama in-class dan out-class. Pada sesi in-class, para peserta mendapatkan masukan dari peneliti fellow Gemawan, yakni Ahmad Dhiaulhaq, peneliti KITLV/ Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies, dan Rosa de Vos, peneliti Wageningen University and Research.
βUntuk sesi out-class, peserta akan diasistensi oleh teman-teman internal Gemawan. Kami berharap pembelajaran ini bisa berkontribusi dalam menjawab kebutuhan kelompok di tingkat tapak,β tutupnya.