“Sekolah lapang adalah wadah mengkreasi petani-peneliti. Mereka mencatat setiap proses yang dikerjakan, setiap kendala yang dialami – baik hama maupun penyakit yang menyerang tanaman, menulis waktu dan situasi tanaman-tanaman diserang hama dan lain-lain. Dengan modal catatan-catatan tersebut, petani mengabadikan dan memperbarui pengetahuannya tentang kalender musim, kalender tanam, pengendalian hama dan penyakit tanaman, daftar hama maupun penyakit, serta cara pencegahan dan pengendaliannya.”
– Stefanus Kardi, Programme Manager Perempuan Desa Berdaya (Persada) Gemawan.
Gemawan menggelar Sekolah Lapang II Petani dengan tema “Menemukenali Hama dan Cara Pengendaliannya”. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program Perempuan Desa Berdaya (Persada) di Kabupaten Melawi. Peserta kegiatan merupakan anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di tiga desa di Kecamatan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi, yakni Desa Sungai Bakah, Desa Landau Garong, dan Desa Manggala. KUPS di tiga desa tersebut beranggotakan para perempuan petani yang mengandalkan sumber penghidupan di sekitar kawasan hutan.
Selain anggota KUPS, juga turut hadir temenggung, BPD, pendamping Perhutanan Sosial dari KPH Kabupaten Melawi ,serta pengurus LDPH dari tiga desa. Selama tiga hari dari tanggal 26 s/d 28 Januari 2023, sekolah lapang dilaksanakan dengan format in-class dan out-class.
Baca juga: Tingkatkan Produk Kelompok, Gemawan Gelar Workshop Peningkatan Kapasitas Produk Kelompok
Pengelolaan Lahan Berkelanjutan melalui Sekolah Lapang
“Selama 1 hari, peserta mendapatkan materi teori maupun praktis, serta dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke demplot (demontration plot, Editor) padi untuk praktik menemukenali dan penanganan hama dan penyakit tanaman,” ujar Stefanus Kardi, Programme Manager Persada Gemawan.
Ia menjelaskan, kegiatan Sekolah Lapang Ke-2 Petani Persada ini merupakan upaya adopsi pertanian ramah lingkungan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pengembangan pertanian ramah lingkungan. “Dalam hal ini, bersama para peserta, kami mengembangkan anti hama ramah lingkungan dan perlakuan terhadap bibit maupun tanaman lainnya. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari sekolah lapang sebelumnya pada Desember 2022 lalu, yang fokus kepada pengolahan lahan dengan terapan tanpa bakar dan pupuk organik,” imbuh pegiat yang biasa disapa Kardi.
Baca juga: Hubungan Internasional Untan Gelar Seminar Nasional Perubahan Iklim: Respon Hasil G20
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Dr. Tris Haris Ramadhan, menjelaskan bahwa petani mulai sekarang harus belajar mengenal hama dan penyakit tanaman agar tepat dalam penyembuhan dan penanganan.
“Dalam pengendalian hama, harus ada kekompakan anggota kelompok, tepat waktu dan mengenal hama yang menyerang, kapan serangan hama itu mulai terjadi, dan bagaimana cara pengendalian hama tersebut,” ungkap Tris, juga ahli penanganan hama dan penyakit tanaman, saat menyampaikan materi mengenal jenis hama dan penyakit tanaman padi.
Menurut Kepala Desa Sungai Bakah, Bujang Ofyanto, pengalaman dalam program ini bukan hanya bermanfaat bagi kelompok, tapi juga bagi desa. “Selama ini petani tidak pernah memperlakukan lahan pertanian dengan spesial, bahkan terbilang tidak melakukan perawatan pasca di tanam,” terangnya saat membuka kegiatan Sekolah Lapang Ke-2 di Kantor Desa Sungai Bakah pada Kamis (26/1/2023).
“Kami sangat berterimakasih kepada Gemawan yang telah menghadirkan program di Desa Sungai Bakah. Saya berharap ibu-ibu anggota kelompok memaksimalkan sebaik mungkin kesempatan yang sangat berharga ini. Kami berharap kegiatan kelompok dapat terus berkelanjutan,” ungkapnya.
Dukungan Program Dana TERRA untuk Sekolah Lapang Persada
Sekolah lapang ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penguatan pendampingan pasca masyarakat memperoleh legalitas pengelolaan hutan melalui program Perhutanan Sosial. Tujuannya adalah meningkatkan peran perempuan dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan di sekitar kawasan hutan sebagai alternatif pendapatan keluarga, sehingga pengelolaan hutan dapat berkelanjutan.
Gemawan dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) untuk menyalurkan dana melalui program Dana TERRA, akronim dari Dana untuk Peningkatan Kesejahteraan dan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal. Program Dana TERRA adalah hasil kerjasama BPDLH dengan Ford Foundation, yang bertujuan mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat adat dan kelompok masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
Penulis: Stefanus Kardi